• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Youtube

Rabu, 17 Oktober 2012

TAWAKKAL, CINTA, DAN RIDHO KEPADA ALLOOH


 

Oleh: Aisyah Dhini

Habib AbduLLooh bin Alwi bin Muchammad Al Haddad menjelaskan bahwa termasuk diantara hal-hal yang menyelamatkan manusia adalah rasa tawakkal, cinta  dan ridho kepada Alloh.
Tawakkal kepada Allooh
 Asal tawakkal ialah keyakinan hati bahwa  semua urusan itu ada di tangan Allooh  dan genggaman-Nya. Tiada yang bisa membahayakan dan tiada yang bisa memberi manfaat, tiada yang memberi dan tiada yang menghalangi selain Allooh . Adapun rasa tawakkal kepada Allooh  termasuk maqom termulia dari orang-orang yang  yakin dan buah keyakinan yang paling berharga. Sikap tawakkal berasal dari kesempurnaan dan kekukuhan tauchid serta penguasaan tauchid dalam hati seseorang.
Keutamaan seseorang yang tawakkal (berserah diri) kepada Allooh  diantaranya akan diberikan kecukupan, ditolong, dilindungi, serta diutamakan oleh Allooh . Sebagaimana firman Allooh                           Barangsiapa bertawakkal kepada Allooh  maka Allooh  akan mencukupinya … “ (QS. Ath Tholaq ayat 3).
Rosuulullooh SAW. bersabda yang kurang lebih artinya  “ Seandainya kalian semua bertawakkal kepada Allooh  dengan tawakkal yang sebenarnya, niscaya Allooh  memberi kalian  rizqi sebagaimana Allooh  memberikan rizqi  kepada burung-burung yang pergi dalam keadaan lapar lapar dan pulang dalam keadaan kenyang “
 Adapun tanda-tanda orang yang tawakkal dengan benar, sebagaimana ditulis oleh Habib Abdullooh bin Alwi Al Haddad dalam kitab Risalatul Mu’awwanah, yaitu sebagai berikut:
1.    Ia tidak berharap, tidak pula takut kecuali kepada Allooh . Hal ini ditandai dengan keberaniannya menerangkan kebenaran terhadap orang yang rata-rata berharap dan takut kepada Nya.
2.    Di dalam hatinya, tidak terbersit rasa susah berkaitan dengan rizqi , sepenuhnya mempercayakan diri terhadap jaminan Allooh .
3.    Hatinya tidak ragu-ragu dalam muara ketakutan, karena ia tahu bahwa apa yang luput darinya tidak akan mengena padanya. Dan apa yang mengena padanya tidak akan luput darinya

Cinta kepada Allooh
Cinta kepada Allooh  adalah maqom paling mulia dan paling tinggi. Cinta kepada Allooh  artinya kecondongan dan kebergantungan serta penuhanan yang dirasakan hamba dalam hatinya kepada Dzat Yang Maha Suci dan Maha Tinggi disertai penyyucian dan pembersihan, dan puncak pengagungan serta rasa takut kepada Allooh tanpa dicampuri oleh pikiran-pikiran penyerupaan maupun khayalan penggambaran bentuk. Mencintai Allooh  merupakan keharusan bagi makhluk hingga Allooh  menjadi lebih dicintai dari yang lain.
Sumber rasa cinta adalah kenal, sedangkan buahnya adalah saling memahami. Tingkatan cinta yang paling rendah adalah jika rasa cinta terhadap Allooh  telah dapat menguasai hati seseorang. Sedangkan tingkatan cinta yang paling tinggi adalah jika di dalam hati seseorang sudah sama sekali tidak ada rasa cinta kepada selain Allooh , dan yang demikian ini langka adanya.
Perlu diketahui bahwa rasa cinta kepada Rosul-Rosul Allooh , para Nabi, malaikat, hamba Allooh  yang sholich dan segala sesuatu yang membantu taat kepada Allooh  semuanya itu termasuk mencintai Allooh .
Dari Ibnu Abbas RA, Rosuulullooh SAW. bersabda yang kurang lebih artinya “ Mencintailah kamu sekalian kepada Allooh, karena Dia yang telah memberikan makan kepada kamu sekalian dengan kenikmatanNya. Mencintailah kamu sekalian kepada diriku  sebab mencintai Allooh , dan mencintailah kamu sekalian pada keluargaku karena mencintaiku “  (HR. Tirmidzi dan Al Hakim).
Adapun tanda-tanda yang paling inti dari rasa cinta yang benar adalah kesempurnaan untuk mengikuti Rosuulullooh baik mengenai ucapan, perbuatan dan budi pekerti beliau.
Allooh  berfirman “ Katakanlah (wahai Muchammad) ! Jika kamu benar-benar mencintai  Allooh  ikutilah aku (Muchammad), niscaya Allooh  akan mencintai dan mengampuni dosa-dosamu. Allooh  Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “ (QS. Ali Imron ayat 31).
Dengan demikian seberapa besar ukuran kadar cinta seseorang  kepada Allooh ditentukan oleh seberapa banyak seseorang itu mengikuti kekasih Allooh .

Ridho kepada  Allooh
Ridho kepada Allooh  merupakan sifat yang mulia dan merupakan buah rasa cinta kepada Allooh . Sedangkan diantara sikap orang yang cinta kepada Allooh  itu sendiri adalah rela terhadap keputusan dari yang ia cintai (Allooh ) baik manis maupun pahit.
Imam Ghozali  mengatakan  Ridho secara bathin adalah rela terhadap yang dikehendaki  Allooh , sedangkan secara lahir ialah menjalankan apa yang diridhoinya. Jika seorang hamba ingin mengetahui seberapa ukuran ridho yang ada pada dirinya, maka sebaiknya ia menyelidiki di saat ia menerima cobaan, ketika datang kepadanya kemiskinan dan disaat mengalami kesulitan yang sangat. dari situ ia akan menemukan seberapa ukuran keridhoannya atau tidak menemukannya”.
Dalam chadits Qudsi, Rosuulullooh SAW.  meriwayatkan dari Allooh  seraya bersabda yang kurang lebih artinya “ Barangsiapa yang tidak rela dengan keputusanKu dan tidak bersabar dengan ujianKu , maka sebaiknya ia mencari Tuhan selain Aku “ (HR.Riwayat Ibnu Chibban, Thobroni, Abu Dawud dan Ibnu Asakir).
Ridho kepada Allooh  berarti ridho dengan keputusan-Nya. Apabila yang diputuskan Allooh  itu bertentangan dengan keinginannya, seperti musibah dalam jiwa dan harta, ia harus ridho dengan semua itu, merasa senang dan tidak jengkel  kepada keputusan Allooh , tidak berkeluh kesah dan tidak pula menggerutu. Karena Allooh boleh melakukan dalam kerajaan-Nya apa saja yang dikehendaki-Nya dan tidak boleh ada yang menentang kekuasan-Nya.
Rosuulullooh bersabda  yang kurang lebih artinya “ Beribadahlah kamu kepada Allooh  dengan rela, menerima apa adanya. Jika tidak mampu, maka bersabarlah terhadap yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak kebajikan “.

WaAlloohu a’lam bishshowab…..


Sumber:  An- Nashaichuddiniyyah wal washooya Al-Imaaniyah
   Risaalatul Mu’awwanah

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Get in touch with me


Adress/Street

12 Street West Victoria 1234 Australia

Phone number

+(12) 3456 789

Website

www.johnsmith.com